Senin, 05 Januari 2015

Anela Ragam Kesenian Indonesia

Aneka Ragam Budaya Indonesia Aneka ragam kebudayaan Indonesia melingkupi bangunan, tarian, pakaian, senjata khas daerah, model transportasi, upacara adat , sampai boga. Ini menjadi kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Kekayaan nan harganya tidak ternilai. Kebudayaan nan ada selama ini bergantung pada cara hidup, asal, dan sudut pandang masyarakatnya. Budaya itu ada sejak zaman nenek moyang hingga saat ini dan cenderung menjadi karakteristik khas suatu daerah.
Budaya Indonesia cenderung dipengaruhi tiga hal mendasar, yakni sisi sosial, kesenian, dan teknologi. Perubahan budaya dapat saja terjadi. Artinya, budaya itu bersifat dinamis, tak statis. Budaya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
  1. Struktur kependudukan di suatu daerah. Setiap daerah kerap mengalami fklutuasi pertumbuhan dan pengurangan penduduknya. Ini akan berpengaruh terhadap tumbuh bunga dan wafat layunya suatu budaya tertentu.
  1. Adanya penemuan dan kemajuan zaman. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan akan tercipa alat-alat canggih nan dapat menghasilkan atau menemukan hal baru dan berkaitan dengan perubahan budaya.
  1. Minat generasi terkini. Besar kecilnya minat suatu generasi terhadap budaya ikut memengaruhi perubahan budaya. Lihat saja, generasi mutakhir terutama di kota-kota besar mulai melupakan atau meninggalkan budaya nenek moyang. Mereka lebih memilih budaya Barat nan banyak bertolak belakang dengan budaya ketimuran.


Budaya sebagai Bukti diri Nasional Lantaran banyak budaya nan dimiliki bangsa ini, secara legalitas formal, macam-macam kebudayaan itu diakui sebagai bukti diri nasional dan disederhanakan dengan istilah Kebudayaan Nasional. Ini tercatat dalam TAP MPR II/1998.
Penjabarannya, kebudayaan nasional berlandaskan Pancasila ialah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia merupakan holistik daya upaya manusia Indonesia guna mengembangkan harkat dan prestise sebagai bangsa. Diarahkan buat memberi wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Selain sebagai bukti diri nasional, kebudayaan nasional turut membawa nama harum bangsa. Buktinya, ada sejumlah budaya Indonesia nan diakui dunia.


Mengenal Keragaman Budaya Kita Bermacam kehidupan sosial akan menciptakan budaya nan berbeda. Ini memengaruhi bertambahnya aneka budaya Indonesia. Bahkan, aspek kesenian daerah turut memberi andil dalam mengkayakan budaya. Sebabnya, kesenian selalu berkaitan erat dengan budaya.
Bangsa ini memiliki banyak kebudayaan nan menarik. Selain menjadi kekayaan bangsa, budaya dapat pula dioptimalkan sebagai satu alat pemersatu bangsa, sosialisasi jati diri bangsa, dan hiburan masyarakat. Apa saja budaya nan ada?

1. Rumah atau Bangunan (Arsitektur)

Jika berjalan-jalan ke sejumlah kota di Indonesia, kita akan menemui bangunan-bangunan unik, mulai dari rumah adat, rumah singgah sampai loka ibadah. Rumah-rumah adat di Padang, Sumatera Barat (rumah gadang) niscaya berbeda dengan rumah adat di Papua (rumah honai). Lihat juga disparitas antara rumah adat di Bangka Belitung (rumah rakit), Aceh (rumah krong bade), dan sebagainya.
Bahkan, meski sama-sama terletak di Kalimantan, misalnya, tetap saja antara satu daerah dengan daerah lainnya juga berbeda. Seperti Kalimantan Timur memiliki rumah lamin, Kalimantan Barat (rumah panjang), Kalimantan Selatan (rumah banjar), Kalteng (rumah betang), dan Kalut (rumah baloy). Miniatur rumah adat nan ada di Indonesia dapat dijumpai di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Beragam bentuk dan nama rumah di setiap daerah melambangkan betapa banyaknya budaya rumah adat di Indonesia. Keragaman itu dipengaruhi budaya sosial, letak geografis, dan kepercayaan suatu daerah.

2. Alat Transportasi

Di sejumlah daerah juga memiliki alat transportasi nan melambangkan sebuah bukti diri budaya di daerah itu. Misalnya, di Jawa ada delman nan ditarik dengan kuda. Di Jabodetabek, dulu, banyak becak nan mengandalkan tenaga manusia. Kalimantan memiliki tongkang dan tersebar di Sungai Mahakam. Siti di Padang, angkot roda tiga, hampir serupa dengan bemo dan bajaj di Jakarta.

3. Makanan kenikmatan atau Makanan

Makanan dan masakan, terutama makanan pokok suatu daerah, merupakan potret kekayaan budaya di Indonesia. Contohnya, masyarakat Jawa dan wilayah Indonesia barat lebih bahagia memilih nasi menjadi makanan pokoknya. Sementara di wilayah Indonesia timur, cenderung memilih makanan pokok berupa sagu, jagung, dan selain nasi.
Selain makanan pokok, di setiap daerah juga memiliki karakteristik khas makanan primer nan melambangkan daerah itu. Sebut saja seperti kerak telor dan nasi uduk (Jakarta), nasi ala warteg (Tegal), nasi kucing (Yogya), nasi Padang (Sumbar). Bahkan, rendang nan terkenal sebagai karakteristik khas kuliner Padang , dengan bumbu khasnya, telah dinobatkan menjadi salah satu makanan lerlezat di dunia.

4. Senjata

Senjata khas di setiap daerah ikut memberi andil dalam memperkaya budaya kita. Seperti rencong dari Aceh, di Kalimantan ada mandau, Betawi punya senjata golok, clurit khas Madura, Jawa terkenal dengan keris, dan sebagainya. Senjata ini berfungsi sebagai alat membela diri dan digolongkan sebagai budaya daerah tertentu. Bahkan, seiring zaman, senjata khas masing-masing daerah kini juga difungsikan sebagai aksesori, hadiah, dan salah satu aset bagi kolektor.
Keris sendiri telah dinobatkan sebagai salah satu ragam budaya Indonesia nan diakui dunia. Harganya luar biasa. Begitu pun dengan harga clurit nan dapat mencapai puluhan juta, tergantung usianya, bahan dasar, dan taraf kesulitan pembuatannya. Para kolektor masih banyak nan memburu senjata-senjata khas daerah ini.

5. Budaya dan Seni

Seperti disinggung di atas, kesenian suatu daerah berkaitan dengan budaya. Indonesia juga memiliki kekayaan dalam kesenian daerah seperti tarian, alat musik, lagu, seni patung, seni gambar, dan sejenisnya. Macam-macam kesenian ini tergantung dengan budaya nan berlaku di daerah terkait. Misalnya, budaya tari di Aceh berbeda dengan Bali. Nama, gerakan, tujuan, dan pesan tarian itu juga berbeda.


Peta Kabupaten Subang

Kabupaten Subang adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Subang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara, Kabupaten Bandung Barat di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di barat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007, Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 30 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 245 desa dan 8 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Subang.
Kabupaten ini dilintasi jalur pantura, namun ibu kota Kabupaten Subang tidak terletak di jalur ini. Jalur pantura di Kabupaten Subang merupakan salah satu yang paling sibuk di Pulau Jawa. Kota kecamatan yang berada di jalur ini diantaranya Ciasem dan Pamanukan. Selain dilintasi jalur Pantura, Kabupaten Subang dilintasi pula jalur jalan Alternatif Sadang Cikamurang, yang mlintas di tengah wilayah Kabupaten Subang dan menghubungkan Sadang, Kabupaten Purwakarta dengan Tomo, Kabupaten Sumedang, jalur ini sangat ramai terutama pada musim libur seperti lebaran. Kabupaten Subang yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bandung disebelah selatan memiliki akses langsung yang sekaligus menghubungkan jalur pantura dengan kota Bandung. Jalur ini cukup nyaman dilalui dengan panorama alam yang amat indah berupa hamparan kebun teh yang udaranya sejuk dan melintasai kawasan pariwisata Air panas Ciater dan Gunung Tangkuban Parahu
Penduduk Subang pada umumnya adalah suku Sunda, yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Sementara kecamatan-kecamatan di wilayah pesisir Subang dan beberapa kecamatan di sepanjang sungai Cipunegara yang berbatasan dengan Kabupaten Indramayu penduduknya menggunakan bahasa Cirebon yang hampir serupa dengan bahasa Cirebon dialek Indramayu atau yang lebih dikenal dengan nama basa Dermayon[6][7].

Pengertian komunikasi verbal dan non verbal

. Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

2. Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
contoh :
a.Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
b.Gerakantubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
c.Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

d.Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

CONTOH SLOGAN SUATU PRODUK :
ULTRA MILK
Banyak dikalangan modern seperti saat ini, berbagai jenis merk susu telah berkembang. akan tetapi eksistensi ultra milk tetap menjadi nomor 1 dari para pelanggan. sebab memang sudah membawa nama sejak dulu ultra milk senantiasa menemani setiap saat seperti sarapan dan untuk beraktifitas.
Slogan : “Apapun sarapannya, soal susu.. ultra juaranya”
Alasan menggunakan slogan demikian adalah dilihat dari segi pengguna para konsumen sebagian tentunya setiap sarapan selalu ditemani dengan segelas susu. sehingga, peluangnya selalu berada ketika seseorang saat sarapan atau memulai aktifitas dipagi hari dengan meminum susu. dengan demikian, susu ultra mengeluarkan slogan demikian agar masyarakat selalu ingat untuk masalah susu, ya pasti ultra juaranya.
dengan jenis beragam rasa yang tidak dimiliki oleh semua jenis susu lainnya, ultra milk tetap menjadi nomor satu diantara para pelanggan indonesia.